14 February 2011

12 Rabi'ul Awal

Tanggal 12 rabiulawal bakal/menjelang..Umat islam di seluruh dunia bertungkus lumus membuat persiapan untuk menyambut hari kelahiran Junjungan Besar Nabi Muhammad s.a.w... Ceramah umum, marhaban, tazkirah, nasyid dan ada juga yang mengadakan perarakan sebagai simbol kekuatan islam. Rabiulawal datang dan pergi. tapi sejauh manakah program-program yang di adakan telah menyemai benih2 kecintaan pada Tokoh Agung s.a.w yang telah lama meninggalkan kita ini. Apakah ajaran dan perjuangan baginda benar2 kita hayati dalam kehidupan?

Realiti yang dapat dilihat pada hari ini, tidak terdapat sebarang perubahan pada diri umat islam. Bukan sahaja ibadah tidak berkualiti, dosa dan maksiat pula bertambah. Walaupun di sana sini kedengaran suara sumbang yang mengatakan sambutan maulidur rasul adalah bidaah tapi umat islam tetap menyambutnya kerana sambutan ini menunjukkan rasa cinta kita pada Rasulullah s.a.w bukan saja-saja nak meraikan majlis ini.
Namun begitu, rasa rindu dan cinta pada Rasulullah s.a.w hanya bermusim setahun sekali saja. Mengapa tidak diteruskan setiap hari sepanjang tahun? susahkah bagi seseorang untuk merindui Rasulullah s.a.w setiap hari? moga2 hari2 kita hidup biar Rasulullah sentiasa ada bersama kita walaupun Baginda s.a.w telah meniggalkan kita 1400 tahun dahulu...
~Allahummasolli'ala Muhammad wa'ala aalimuhammad~

Tanamkan azam dalam hati agar Maulidurrasul menjadi medan untuk membuktikan kecintaan seorang umat kepada Rasulullah s.a.w yang dikasihi...=)



Sirah-sirah Rasulullah SAW:

sumber: Penyiksaan

Permusuhan kaum kafir Quraisy kepada Rasulullah dan para sahabatnya semakin keras dan gencar. Rasulullah sendiri mengalami berbagai macam penganiayaan. Di antaranya apa yang diceritakan oleh Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata : “Ketika Nabi Muhammad saw sedang shalat di Ka’bah, tiba-tiba datang ‘Uqbah bin Abi Mu’ith mencekik leher beliau sekuat tenaganya dengan kainnya. Kemudian Abu Bakar datang menyelamatkannya dengan memegang kedua lengan ‘Uqbah dan menjauhkannya dari Nabi saw, seraya berkata: “Apakah kalian hendak membunuh seorang yang mengucapkan Rabb-ku adalah Allah“.

Berkata Abdullah bin Umair: Ketika Rasulullah sedang sujud di sekitar beberapa orang Quraisy, tiba-tiba ‘Uqbah bin Abi Mu’ith datang dengan membawa kotoran binatang, lalu melemparkannya ke atas punggung Rasulullah. Beliau tidak mengangkat kepalanya sehingga datang Fatimah membersihkan dan melaknati orang yang melakukan perbuatan keji tersebut.

Selain itu Rasulullah, juga menghadapi berbagai pengkhianatan, ejekan dan cemoohan setiap kali lewat di hadapan mereka. Ath-Thabari dan Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa sebagian mereka pernah menaburkan tanah di atas kelapa Rasulullah ketika beliau sedang berjalan di sebuah lorong di Mekkah, sehingga beliau kembali ke rumah dengan kepala kotor. Kemudian salah seorang anak perempuan Rasulullah membersihkan sambil menangis. Tetapi Rasulullah saw mengatakan kepadanya: “Wahai anakku janganlah engkau menangisi. Sesungguhnya Allah melindungi bapakmu.“

Sesungguhnya, jika Rasulullah berdoa kepada Allah untuk mengadzab kaum kafir Quraisy itu, niscaya Allah pasti akan mengabulkannya, namun Rasulullah tidak melakukannya, malahan Rasulullah terus bersyukur karena beliau tahu bahwa Allah tetap melindunginya. Karena, tanpa perjuangan berat belum dapat dibuktikan siapa yang mu’min sejati dan siapa yang munafiq, siapa yang benar dan siapa yang berdusta.

Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menciptakan makhluk termulia.

Dengan demikian, apa yang terlintas di kepala setiap orang yang membaca kisah berbagai macam penyiksaan yang dialami Rasulullah ialah pertanyaan: mengapa Rasulullah dan para sahabatnya harus merasakan penyisaan, sedangkan mereka berada di pihak yang benar? Mengapa Allah tidak melindungi mereka, padahal mereka adalah tentara-tentara-Nya, bahkan di tengah-tengah mereka terdapat Rasulullah saw yang mengajak kepada agma-Nya dan berjihad di jalan-Nya?

Jawabannya, sesungguhnya sifat pertama bagi manusia di dunia ini ialah dia itu mukallaf, yakni dituntut oleh Allah untuk menanggung beban (taklif). Melaksanakan perintah dakwah kepada Islam dan berjihad menegakkan kalimat Allah emrupakan taklif ynag terpenting. Taklif merupakan konsekuensi terpenting dari ‘ubudiyah kepada Allah. Tiada arti ‘ubuduyah kepada Allah jika tanpa taklif. ‘Ubudiyah manusia kepada Allah merupakan salah satu dari konsekuensi uluhiyah-Nya. Tidak ada arti keimanan kepada uluhiyah-Nya jika kita tidak memberikan ‘ubudiyah kepada-Nya.


>>>lau kaana bainana... apa yg anda ingin kata jika Rasulullah SAW ad brsama anda pada saat ini?

0 ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...